RANCAH POST – Anak merupakan karunia dan anugerah terbesar dari Tuhan kepada setiap orang tua. Bagi mereka yang sudah mendapatkannya, tentu akan menjaga amanah ini dengan sangat baik.
Bahkan sampai ada sebuah ungkapan yang menyebut kalau harta dan anak merupakan perhiasan kehidupan di dunia.
Oleh karena itu, setiap orang tua harus memperhatikan kebutuhan serta perkembangan anak-anaknya supaya mereka tumbuh sehat, baik secara jasmani maupun rohani.
Namun pada kenyataannya masih banyak anak-anak di luar sana yang mendapatkan perlakuan tak baik dari orang tuanya sendiri.
Hal itu seperti yang dialami gadis berusia 3 tahun asal Huangzhou, China baru-baru ini. Dalam video yang beredar di media sosial, bocah malang itu jadi korban kekerasan oleh ibu kandungnya sendiri.
Tindakan itu dilakukan sang ibu lantaran anaknya tak mengikuti arahan darinya. Kejadian tragis yang sempat terekam kamera itu pun kemudian menjadi viral di media sosial.
Dalam video itu tampak gadis malang yang diketahui bernama Niuniu itu ditendang oleh ibunya saat menjalani sesi pemotretan.
Sejak enam bulan lalu, diketahui ibu Niu memang menerima banyak tawaran dari sejumlah merek baju-baju anak.
Wenzhan, salah seorang pengacara terbama yang memiliki lebih dari 2 juta pengikut di Weibo mengunggah video tersebut dengan memberikan sebuah keterangan.
“Ibu ini bisa dituntut karena melakukan eksploitasi pada anak. Sudah jelas ia menjadikan anaknya sebagai ‘sapi perah’
Tidak ada alasan yang membenarkan bahwa ia boleh menendang anak-anak. Dampak psikologisnya akan jauh lebih besar daripada cedera fisik”, tulis Wenzhan dalam unggahannya.
Buntut dari kasus ini adalah wanita yang tak ingin disebutkan namanya itu membuat video klarifikasi. Ia mengatakan bahwa ia sangat mencintai putrinya dan tidak bermaksud melakukan kekerasan terhadapnya.
Akan tetapi netizen China tak serta merta mempercayai pernyataan itu. Selain menendang Niu, ternyata ada beberapa video lain yang sempat terekam dan lagi-lagi menjadi viral.
Sang ibu tampak berteriak keras dan memukul bocah malang itu dengan gantungan baju agar ia mau tersenyum dan berputar di depan kamera.
Menanggapi video itu, lebih dari 110 pengecer baju anak-anak di platform e-commerce Taobao mengatakan bahwa mereka akan mengurangi penggunaan model anak-anak, dan menyerukan supaya pemerintah China mengeluarkan kebijakan khusus untuk melindungi mereka.
Di satu sisi, tak dapat dipungkiri bahwa industri permodelan anak di China memang sedang berkembang pesat. Hal tersebut ditandai dari peningkatan jumlah peragaan busana, serta kontes dan kelas modeling untuk anak-anak.
Selain itu, penghasilan yang didapatkan juga cukup menggiurkan bagi keluarga mereka. Bahkan sebagian besar orang tua mengklaim mereka sengaja mendaftarkan anak-anaknya untuk membantu mengembangkan rasa percaya diri.
Akan tetapi menurut laporan berita lokal, ketika anak-anak bosan berpose, berganti pakaian berulang-ulang, serta harus bergegas dari satu lokasi ke lokasi lain, tak jarang orang tua menaikkan suara mereka atau bahkan menggunakan hukuman fisik.
BACA JUGA: Beredar Video Wanita Muda Aniaya Perempuan yang Diduga Ibunya, Netizen Geram
Ironisnya, pemerintah China sudah mengeluarkan sebuah kebijakan bahwa setiap perusahaan dilarang mempekerjakan anak-anak di bawah usia 16 tahun. Namun model anak-anak ini dibayar secara tunai tanpa menandatangani kontrak formal.