RANCAH POST – Beberapa waktu lalu publik sempat dihebohkan dengan beredarnya foto seorang bocah asal China yang penampilannya menjadi sorotan.
Bocah bernama Wang Fuman itu harus berjalan kaki dari rumahnya ke sekolah yang jaraknya sejauh 4,8 kilometer.
Dengan cuaca dingin yang melanda kawasan China saat itu, Wang berjalan kaki menembus jalan dengan suhu dibawah minus sembilan derajat celcius.
Karena itu, sesampainya di sekolah setelah berjalan selama 30 menit, rambut bocah laki-laki ini menjadi beku dan dipenuhi dengan es serta salju.
Foto bocah tersebut yang rambutnya membeku pun kemudian menjadi viral sampai bocah kelas 3 SD itu dijuluki bocah salju.
Satu tahun berselang, kini hidup bocah salju beserta keluarganya berubah. Berkat donasi dan bantuan dari pemerintah, kini ia menjalani hidup yang lebih baik.
Wang dan keluarganya kini pindah dari rumah lamanya yang berlumpur dan bocor. Keluarga Wang kini menempati rumah baru di kawasan Zhuanbaoshan.
Satu hal yang menjadi poin paling penting dalam hal ini adalah lokasi rumah keluarga Wang ini hanya berjarak 10 menit dari sekolahnya.
Selain itu, ayah bocah salju ini juga mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Ia bekerja di sebuah konstruksi di kawasan Kunming, ibu kota Yunnan.
Kini ia berpenghasilan sekitar 20o yuan atau setara dengan Rp 400 ribu dalam sehari. Nilai yang cukup tinggi untuk di wilayah itu.
Meski mendapat sorotan dan bantuan serta hadiah dari donatur, tapi kepala sekolah tempat Wang belajar, Fu Heng, mengatakan bahwa bocah itu tidak lantas terlena. Ia dikenal tetap rendah hati dan rajin belajar.
Nggak cuma Wang dan keluarganya saja yang mendapat rejeki karena kisah itu, tapi sekolahnya juga mendapat berbagai bantuan seperti alat-alat yang mendukung untuk kegiatan belajar, beberapa pakaian dan alat penghangat.
Dari uang yang diterima, sekolah tempat Wang belajar pun merenovasi dan membangun beberapa ruangan baru serta asrama.
BACA JUGA: Viral, Kisah Anak SD Berjuang ke Sekolah Hingga Rambut Membeku ini Mengharukan
Itu berguna bagi anak-anak yang rumahnya jauh dari sekolah, sehingga mereka bisa tinggal di asrama saat cuaca sedang buruk.