RANCAH POST – Demi kesenangan, banyak orang yang menyalahgunakan narkoba sehingga akhirnya bisa menjadi petaka untuk dirinya sendiri.
Namun karena harganya yang mahal seringkali membuat seseorang memutar otak bagaimana caranya agar bisa merasakan sensasi barang haram itu hanya dengan sedikit uang.
Dan belakangan ini remaja di Jawa Tengah merebus pembalut wanita yang kemudian airnya diminum untuk merasakan sensasi nyabu.
Fenomena anak-anak kecanduan air rebusan pembalut ini sendiri awalnya terungkap dari laporan masyarakat yang sesah dengan perilaku menyimpang dari para generasi muda itu.
Air rebusa pembalut itu sendiri membuat siapapun yang meminumnya kehilangan konsentrasi, baik itu ketika di rumah maupun di sekolah.
Kepala Bidang Pemberantasan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Tengah, AKBP Suprinarto mengatakan kalau pihaknya mendapatkan laporan dari keluarga yang melaporkan kalau anaknya seperti kecanduan, banyak bengong dan tak bisa konsentrasi.
Dari laporan itu pihaknya pun langsung bergegas melakukan penyelidikan. Petugas BNN tidak bergerak sendiri, tapi dengan melibatkan psikolog, terlebih korbannya masih tercatat sebagai anak-anak.
Dari keterangan yang didapat dari anak tersebut, ia biasa merebus pembalut bersama teman-temannya yang kemudian airnya diminum rame-rame.
Hal tersebut dilakukannya lantaran mereka tidak punya uang untuk membeli sabu, padahal mereka ingin sekali merasakan sensasinya.
Supri mengatakan ide merebus pembalut itu dida[at dari kelompok anak lain yang sudah terlebih dulu melakukan kegiatan itu.
Setelah ditelusuri lebih dalam, petugas pun menemukan kasus yang sama di beberapa daerah seperti Pati, Kudus, Kota Semarang bagian timur, Rembang danPurwodadi.
Indra Dwi Purnomo, psikolog yang ikut andil dalam kasus ini mengatakan bahwa fenomena anak-anak kecanduan rebusan pembalut itu sebelumnya juga ditemukan di Yogyakarta, Karawang dan Belitung Timur.
BACA JUGA: Bikin Netizen Geram, Pemuda Ini Nekat Live FB Sambil Nyabu
Indra pun merasa prihatin sekaligus miris karena fenomena ini menyasar anak-anak yang usianya antara 13-16 tahun.