RANCAH POST – Kota Palu, Sulawesi Tengah dan sekitarnya pada Jumat (29/9) lalu telah diguncang gempa dan dihantam tsunami yang meluluh lantahkan wilayahnya.
Dibalik tragedi bencana alam yang memakan banyak korban jiwa itu ada banyak kisah mengharukan hingga membuat air mata tak hentinya menetes.
Mulai dari seorang balita yang terpisah dari orang tuanya dan ditemukan di saluran air hingga pengalaman seorang bocah bernama Qurun nyaris tersapu tsunami.
Kisah mengharukan lainnya pun datang dari seorang pemuda bernama Agil Ababil. Agil merupakan salah satu korban gempa Palu dan Donggala.
Tapi dibalik kematiannya itu ada cerita yang begitu mengharukan. Akun bernama Ronal Elrasyid mengonfirmasi kalau Agil meninggal di hari dimana gempa dan tsunami menerjang Palu.
Di hari kejadian bencana alam itu Agil Ababil menjadi muadzin. Ketika gempa mengguncang, ia terus melanjutkan tugasnya mengumandangkan adzan meski banyak jamaah yang keluar untuk menyelamatkan diri.
Diduga terkena reruntuhan bangunan masjid akibat gempa, Agil pun dikabarkan meninggal dunia.
“Akhi Agil ababil (Kader KAMMI Palu) sdh dipanggil Allah swt. Beliau meninggal saat Ingin menyelesaikan Azan nya meskipun semua jamaah sdh pada lari keluar Masjid dan saat azan telah
selesai beliau kumandangkan, Allah panggil beliau sebagai salah satu Hadia karna telah berjuang memanggil Umat.
Selamat jalan , teman seperjuangan kami .. Semoga Amal ibadah beliau di terima di sisi Allah SWT .. Amin ..”, tulis akun tersebut dalam unggahannya.
https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=2196213210702737&id=100009422370314
Postingan itupun kemudian menjadi viral hingga telah dibagikan 10 ribu kali dan mendapat beragam komentar dari netizen yang mendoakan agar almarhum Agil Ababil tenang di alam sana.
Firdausalanas, ” amiiin. meninggal dalam keadaan adzan subhanaloh meninggal dalam ke adaan berwudhu dan adzan pasti di jamin masuk syurga karna meninggal dalam ke adaan syahid.”
BACA JUGA: Selamat dari Gempa dan Tsunami Palu, Kisah Pramugari Garuda Indonesia ini Mengharukan
Betri Yuliarni, “Semoga husnul khotimah..ya Allah..indahnya caraMu memnaggil beliau..”
Yurdiman Anza, “Innalilahi wainnailaihi rojiun, semoga Khusnul khatimah.”