RANCAH POST – Revaldo, seorang bocah berusia 12 tahun, mau tak mau harus menahan perih akibat luka yang ada pada tubuhnya.
Luka itu diperoleh bocah bernama lengkap Revaldo Putra dari gigitan kawanan anjing yang ditemuinya selepas pulang dari sekolah.
Insiden bocah SD diserang kawanan anjing berlangsung pada Kamis (20/9/2018) siang kemarin.
Saat itu, Revaldo sedang berusaha mencari ayahnya sepulang sekolah di Desa Gunung Ronggo, Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang.
Setelah lama mencari, Revaldo akhirnya mendapati sang ayah sedang mengantarkan jenazah tetangga yang hendak dimakamkan di TPU setempat.
Selain ayahnya, ada juga warga lain yang bertakziah sembari membawa 6 ekor anjing yang biasa diajak berburu alias anjing gladak.
Ketika hendak pulang, Revaldo rupanya iseng menggoda kawanan anjing pemburu tersebut. Secara tiba-tiba, anjing-anjing tersebut kemudian mengejar Revaldo.
Revaldo lantas mengayuh sepedanya ke arah kebun tebu dengan tujuan menghilangkan jejak. Meski demikian, anjing-anjing itu bisa mengendus jejaknya.
Revaldo pun akhirnya menjadi bulan-bulanan anjing-anjing tersebut. Akibatnya, bocah digigit anjing itu menderita luka pada bagian pantat dan paha.
Mulanya, tak ada yang mengetahui bahwa Revaldo diserang kawanan anjing. Namun setelah mendengar suara teriakan dari korban, warga pun langsung bergegas memberikan pertolongan.
Anak diserang anjing pemburu di Malang itu kemudian dibawa ke rumah sakit setempat untuk menjalani perawatan.
“Mulanya korban iseng menggoda anjing-anjing itu hingga akhirnya diburu dan digigit. Untung saja warga dan pemiliknya bisa segera memberikan pertolongan pada korban,” terang warga bernama Mamad (40), Jumat (21/9/2018).
Kejadian serupa terjadi Juli 2018 lalu, seorang guru ngaji dan cucunya di Kabupaten Sukabumi diserang babi hutan.
Akibatnya, guru ngaji bernama Fadli (55) meninggal dunia. Sementara cucunya yang bernama Fahira (2,5) selamat.
BACA JUGA: Bocah 4 Tahun Diserang Anjing Pit Bull, Pemilik Kewalahan Lepaskan Gigitannya
“Kasus itu terjadi karena hutan kekeringan sehingga babi liar itu turun ke pemukiman untuk mencari sumber air dan menyerang warga,” kata Ketua Forum Komunikasi SAR Daerah (FKSD) Kabupaten Sukabumi Okih Fajri.