BERITA PANGANDARAN, RANCAH POST – Krisis air akibat kemarau panjang mulai dirasakan sebagian warga Pangandaran Jawa Barat.

Seperti yang berlangsung di Desa Bagolo Kecamatan Kalipucang Kabupaten Pangandaran, sumur warga yang menjadi sumber air kekeringan dan sudah berlangsung sejak 3 bulan terakhir.

Dikatakan Kepala Desa Bagolo Rachmat, kekeringan akibat kemarau panjang itu berdampak pada 1127 KK yang seluruhnya membutuhkan air bersih.

Untuk mendapatkan air bersih, warga harus menempuh perjalanan hingga 10 kilometer. Adapula warga yang terpaksa membeli air ke Desa Pamotan.

“Bahkan ada yang menyeberang ke wilayah Nusakambangan demi memperoleh air bersih. Maka dari itu warga sangat membutuhkan pasokan air bersih saat musim kemarau seperti sekarang,” ujar Rachmat, Senin (6/8/2018) silam.

Adapun sebagaimana dikatakan Iwan, warga Desa Bagolo, untuk mendapatkan air bersih seharga Rp50 ribu, ia harus ke Desa Pamotan selama 2 hari sekali untuk membelinya.

“Kita mengharapkan adanya bantuan dari pemerintah untuk meringankan beban, karena kalau terus seperti ini kita pasti kerepotan,” kata Iwan, sebagaimana dilansir Harapan Rakyat.

Sementara itu diutarakan Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (DPKPB) Kabupaten Pangandaran, Nana Ruhena, ada dua wilayah yang mengalami krisis air bersih buntut kemarau panjang di Pangandaran.

Dua wilayah itu adalah Desa Bagolo Kecamatan Kalipucang dan wilayah yang berada di Kecamatan Parigi.

“Untuk membantu warga yang mengalami krisis air bersih, kita meminjam mobil tangki milik provinsi,” terang Nana.

Dampak kemarau panjang tak hanya dirasakan warga Pangandaran. Di Ciamis, warga usun Sukaharja Desa Petirhilir Kecamatan Baregbeg merasakan hal yang sama.

BACA JUGA: Musim Kemarau, Warga Ciamis Mulai Krisis Air Bersih

Untuk keperluan cuci dan kakus, mereka harus berjalan sejauh 1 kilometer tiap pagi dan sore ke Sungai Cisepet.

Share.

Leave A Reply