RANCAH POST – Belum lama ini seekor ular piton berukuran besar dengan perut yang sangat buncit ditemukan di Desa Lapandewa, Buton Selatan, Sulawesi Tenggara.
Saat pertama kali ditemukan, ular piton berukuran besar itu tengah tertidur pulas. Warga yang menduga kalau ular itu menelan manusia pun berinisiatif untuk membelas isi perutnya.
Sebelum dibelah isi perutnya, terlebih dulu kepala ular piton raksasa itu ditebas. Ketika sudah tidak bergerak, perut ular itu pun dibelah. Dan ternyata isinya babi.
Menurut salah seorang warga, ular tersebut pertama kali ditemukan oleh seorang warga bernama Rahmat pada Minggu (24/6) kemarin.
Saat itu Rahmat tengah menjalani aktivitas berkebun seperti biasa. Kebun itu merupakan kebun liar yang dugunakan warga untuk bercocok tanam.
Saat itulah, Rahmat terkejut dengan penampakan ular piton yang perutnya buncit sepanjang 9 meter.
Rahmat melihat ular itu tidak bergerak seperti kekenyangan. Ia ketakutan lalu kembali ke pemukiman. Kemudian ia pun memberitahu apa yang baru saja dilihatnya. Rahmat pun kembali kesana dengan beberapa orang warga.
Belasan warga itu kemudian berbondong-bondong mendatangi tempat dimana ular itu bersemayam.
Berbagai spekulasi pun bermunculan. Nggak sedikit yang menduga kalau ular itu memangsa manusia. Dan nggak sedikit pula yang menyebut kalau ular itu hanya menelan babi hutan.
Penasaran dengan perutnya yang begitu buncit, warga pun akhirnya berniat untuk membelah perut ular itu. Hal itu ditakutkan ular tersebut menelan manusia seperti yang terjadi pada malam Idul Fitri kemarin.
Peristiwa itu merujuk peda akematian tragis seorang wanita berusia 54 tahun di Desa Persiapan Lawela, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, saat malam takbir.
Kala itu wanita paruh baya itu ditelan oleh ular piton saat berkebun. Jarak antara Desa Persiapan Lawela dengan Desa Lapandewa hanya membutuhkan waktu sekitar 3 jam saja.
Meski ular di desa Lapandewa terbukti tidak menelan manusia, warga tidak terlalu menyesali perbuatan mereka yang membelas isi perut ular tersebut.
Sebab apa yang dilakukan oleh warga desa tersebut merupakan bentuk dari kewaspadaab atas kasus mengerikan yang terjadi sebelumnya.