RANCAH POST – Dinas Lingkungan Hidup Aceh Barat menanam 10 pohon cemara di sekitaran Masjid Agung Meulaboh. Namun kini, 10 pohon cemara itu menghilang.

Kesepuluh pohon cemara tersebut rupanya ditebang BKM (Badan Kemakmuran Masjid) Masjid Agung Baitul Makmur Meulaboh.

Alasan ditebangnya pohon cemara di komplek Masjid Agung Meulaboh, sebagaimana dikatakan Ketua BKM, Anwar, Selasa (16/1/2018), karena pohon-pohon tersebut menutupi pekarangan dan menghalangi masjid.

Alasan lainnya yaitu pohon tersebut mirip dengan pohon natal dan tidak terawat sehingga mengotori area Masjid Agung Meulaboh.

“Pohon tumbuh tanpa ada perawatan, air dari daun cemara menetes sehingga menumbuhkan lumut yang membuat pagar berkarat dan rusak,” kata Anwar.

Alasan ditebangnya pohon cemara karena disebut tak mendapat perawatan dibantah Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Aceh Barat Adi Yunanda.

“Semua pohon yang ada di Kota Meulabih ada pemeliharaannya. Dana pemangkasan dan biaya perawatan yang disediakan mencapai Rp7 juta/tahun dan untuk pupuk Rp15 juta/tahun,” terang Adi.

Adi pun menyesalkan penebangan pohon cemara di Masjid Agung Meulaboh itu tak berkoordinasi dulu dengan dinasnya.

“Posisi pohon ada di luar pekarangan masjid, seharusnya BKM masjid melakukan koordinasi dengan akami agar dicarikan jalan keluarnya. Biaya tidak sedikit dikeluarkan dinas, kemudian ditebang begitu saja,” ujar Adi.

Sementara itu, dikatakan Anggota DPRK Aceh Barat Azhar, dirinya sangat menyayangkan pohon-pohon tersebut ditebang begitu saja dengan alasan yang tak masuk akal.

“Mereka yang dagang buah di depan masjid bisa berteduh dengan adanya pohon itu. Tamu dari luar juga parkir di sana untuk shalat karena areanya sejuk,” ucap Azhar.

Ditebang karena mirip pohon natal adalah alasan yang sulit ia terima.

BACA JUGA:

“Kenapa tidak ditebang saja seluruh pohon cemara yang ada di Aceh Barat. Biaya perawatan yang selama ini dianggarkan pun jadi terbuang percuma,” tukas dia.

Share.

Leave A Reply