RANCAH POST – OnePlus dikenal sebagai salah satu vendor kenamaan dari China, bersama dengan Oppo dan Vivo. Namun brand ini dikenal bergerak hanya di pasar kelas high-end, dengan meluncurkan berbagai smartphone premium berspesifikasi tinggi.
Kini perusahaan asal China yang merilis OnePlus 5 ini ketahuan telah melakukan sesuatu, yang mungkin bisa melanggar privasi pengguna.
Hal ini terungkap setelah seorang Blogger asal Inggris, Chris Moore membongkar tindakan curang OnePlus tersebut.
Dalam blog miliknya itu, Moore juga mendemonstrasikan proses OnePlus dalam mengambil data dan informasi penting pengguna, serta bagaimana mereka mengirimnya tanpa izin dari pengguna.
Penyelidikan ini sendiri bermula pada kejanggalan yang ditemui Moore kala mengikuti sebuah kompetisi hacking. Saat itu, ia menemukan ada sebuah domain janggal pada sistem OnePlus.
Adapun domain tersebut adalah open.oneplus.net, yang kemudian diketahui mengkoleksi dan mengirim data-data pengguna ke layanan Cloud milik Amazon.
Aadpun informasi yang dikumpulkan dan dikirim oleh OnePlus ini diantaranya adalah IMEI, serial number, nomor telepon, MAC address, nama operator seluler, prefix IMSI, hingga data aktivitas pengguna seperti reboot, charging, timestamp layar maupun aplikasi dan data penting lainnya.
BACA JUGA :
- Dibilang Mitos, OnePlus 5T Malah Nongol dengan Layar 6 Inci 18:9
- OnePlus 6 Dibekali Layar Full Screen 18:9, Hadir Awal Tahun Depan?
Moore juga mengungkapkan, bahwa data-data tersebut dikumpulkan dan kielola oleh sistem OnePlus Device Manager dan OnePlus Device Manager Provider.
Aksi pembongkaran Moore ini rupanya berdampak cukup positif dan menginspirasi hacker lain. Buktinya ada blogger lain yang kabarnya sudah menemukan cara untuk menghentikan aktifitas curang OnePlus tersebut.
Aktifitas ini ternyata bisa dihentikan dengan memasukkan kode perintah tertentu.
Kelakuan vendor yang bisa dikatakan kurang sopan ini memang mengerikan dan menghawatirkan. Karena jika semua vendor melakukan hal serupa, habis sudah privasi kita.
Namun diluar itu semua, ternyata respon dari OnePlus malah lebih menakutkan. Alih-alih merasa bersalah, dengan percaya diri mereka mengaku jika sengaja melakukan hal tersebut untuk memberikan dukungan poda pengguna.
Dengan demikian, OnePlus merasa bahwa pihaknya berhak bermain-main dengan privasi pengguna, demi lancarnya bisnis mereka.
Jika demikian, bukankah pengguna OnePlus sudah tak lagi dianggap sebagai clien? Melainkan sebagai salah satu produk mereka. Ini bahkan lebih buruk dari yang dilakukan layanan gratis seperti Facebook, Twitter dan lainnya.