RANCAH POST – Puluhan petani yang berasal dari Desa Baramamase dan Desa Kalibamamase, Kec. Walenrang, Kab. Luwu, dengan sekuat tenaga mempertahankan lahan yang siap panen milik mereka.
Puluha petani Luwu itu pun membentuk pagar betis untuk mempertahankan sawah yang siap panen tersebut. Tak hanya bapak-bapak dan ibu-ibu, anak kecil pun ikut serta dalam pagar betis tersebut.
Mereka bersikeras mempertahankan sawah siap panen itu meski aparat terus melakukan desakan dan melayangkan ancamanan akan menangkap mereka jika aksi itu terus berlanjut.
Karena warga itu tidak mengindahkan instruksi itu, Wakapolres Luwu, Kompol Abraham Tahalel, mengambil langkah tegas dengan mengeluarkan secara paksa petani Luwu dari lahan sawah yang akan dikosongkan dengan eskavator itu.
BACA JUGA: Petani Ditembaki Gas Air Mata
Aparat dari Satpol PP dan Satuan Polres Luwu yang dibantu anggota TNI kemudian mengangkat dan menyeret sejumlah petani Luwu keluar sawah. Mereka pun dimasukkan ke mobil dalmas Polres Luwu.
Mereka pun berteriak histeris sembari menangis. Warga lain yang menyaksikan pengosongan lahan yang dilakukan Universitas Andi Djemma (Unanda) itu ikut pula meneteskan air mata.
Tolong Pak, tunggu sampai kami panen. Berbulan-bulan kami memelihara padi kami ini, tidak lama lagi panen, kami minta kebijakan bapak-bapak.
Sementara itu, perwakilan dari Universitas Andi Djemma (Unanda) menuturkan, lahan sawah itu merupakan milik Pemkab Luwu yang telah dihibahkan kepada Universtitas Andi Djemma.