RANCAH POST – Sekitar satu hari yang lalu, media sosial ramai dengan hasil karya seni seorang seniman muda berbakat yang berasal dari Indonesia.
Namun karya seni bertajuk makan mayit tersebut justru mendapat kecaman dari sejumlah pihak, salah satunya Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Yembise yang mengecam lantaran dianggan melanggar kepatutan.
Keterangan pers Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia menyatakan, karya seni makan mayit yang digawangi oleh Natasha Gabriella Tontey tersebut menampilkan bentuk makanan yang menyerupai bentuk tubuh bayi dan disuguhkan dalam sebuah pameran yang digelar di Jakarta.
“Hal tersebut sangat disayangkan, karya seni seharusnya ekspresi dari kreativitas yang diciptakan dan mengandung keindahan, bukan yang melanggar norma kesusilaan, kepatutan, dan agama. Negara ini melindungi anak-anaksejak mereka dalam kandungan dan hal itu tidak tercermin dalam karya seni tersebut,” ujar Yohana.
Bukan itu saja, Menteri Yohana juga menyoroti penggunaan ASI untuk pembuatan karya seni bertajuk makan mayit tersebut. “Penyalahgunaan ASI lewat karya seni yang disebarluaskan secara visual tersebut sangat rentan memberikan dampak negatif bagi masyarakat. Protes akan timbul di masyarakat karena hal yang tak lazim tersebut. Belum lagi dampaknya terhadap anak-anak yang melihat hal itu, bukan tidak mungkin mereka akan meniru perilaku itu,” lanjut dia.
Sebelummya, 15 orang hadir dalam jamuan makan yang digelar oleh Tontey pada 25 Februari. Acara itu sendiri mengusung konsep propaganda yang dinamai makan mayit.
Dalam kesempatan itu, disuguhkan berbagai macam hidangan meyerupai jabang bayi, otak berdarah, sampai mi yang dihidangkan dalam perut dan kepala boneka bayi.