RANCAH POST – Kurang lebih sekitar 30 jiwa atau enam kepala keluarga (KK) disebutkan mendiami sebuah kampung di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. Kampung Digi namanya. di Kampung Digi itu, kehidupan warganya sangat tradisional. Selain terisolir, posisi kampung ini berada sekitar 50 kilometer dari Distrik Iwur.
Begitu juga dengan jarak tiap rumah yang jauhnya rata-rata mencapai 10 sampai 20 meter. Rumah di Kampung Digi ini, terdiri dari rumah panggung dan juga gubuk. Untuk makanan pokoknya, mereka mengkonsumi ubi dan sagu.
Dari pengakuan warga di Kampung Digi, sejak 30 tahun yang lalu kampung ini dipimpin oleh seorang kepala suku bernama Terry Digibin. Mulanya di kapung ini hidup seratus jiwa lebih, namun mereka menyeberang ke Papua Nugini hingga menyisakan 30 jiwa saja.
Dalam administrasi pemerintahan, Kampung Digi ini belum terdaftar. Bahkan namanya tidak tercatat dalam peta Indonesia. Warga baru mengetahui kalau mereka warga Indonesia seusai ditemukan prajurit Batalyon Infantri Raider/700 Kodam VII/Wirabuana beberapa waktu lalu ketika melaksanakan patroli patok batas negara di pegunungan Bintang.
Pasukan TNI tersebut beranggotakan 16 prajurit yang dipimpin Lettu Kurdi dan tengah bertugas sementara melakukan pengamanan patok batas wilayah Indoensia dengan PNG. Mereka dibantu Benidiktus Bittip, kepala Distrik Iwur, yang menjadi penunjuk jalan dan penerjamah lantaran warga di Kampung Digi ini berbahasa PNG.
Dalam pengamanan patok batas, mereka menemukan lima patok yang selama ini disebutkan hilang. “Waktu itulah pasukan yang dipimpin Lettu Kurdi menemukan kampung yang terisolir dan namanya tidak ada dalam peta, tapi masuk wilayah Indonesia karena berada pada titik koordinat 9732-2580,” jelas Letkol Infanteri Horas Sitinjak, Kamis (17/11/2016).
Berdasarkan keterangan Kepala Suku Kampung Digi, Terry Digibin, sebagaimana disampaikan Letkol Infanteri Horas Sitinjak, warga membutuhkan akses jalan. Namun karena mereka tidak tahu masuk ke dalam wilayah negara mana, mereka bingung untuk menyampaikan pengaduannya itu. Pemerintah Indonesia sendiri sama sekali tak ada yang mendatangi mereka.