RANCAH POST – Dikatakan oleh SBY, Ketua Umum Partai Demokrat, tudingan yang dilontarkan terhadap partai politik yang disebutkan menunggangi demo tanggal 4 November 2016 merupakan fitnah. Menurutnya, aksi unjuk rasa tersebut murni sebagai sarana masyarakat untuk menyalurkan aspirasinya. “Ini penghinaan, rakyat itu bukan kelompok bayaran,” ujar SBY di Cikeas Bogor, Rabu (2/11/2016).
Dijelaskan pula olehnya, aksi tanggal 4 November tersebut murni protes masyarakat Islam terhadap pernyataan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang disebutkan menistakan agama terkait surat Al Maidah ayat 51. Massa yang akan melakukan demo itu bukan turun karena memperoleh dana dari partai. “Urusan nurani itu tidak ada yang bisa mempengaruhi, apalagi ini berkaitan dengan urusan akidah,” kata SBY.
Presiden Indonesia keenam itu pun mencontohkan unjuk rasa yang terjadi di Timur Tengah. Di sana, ujar dia, unjuk rasa yang dilakukan masyarakat dilakukan tanpa ada aktor penggerak. “Yang jadi komandonya itu media sosial, telepon selular. Jangan secara tiba-tiba menarik kesimpulan ini ada yang mendanai atau menggerakkan,” lanjutnya.
SBY mengatakan bahwasanya dirinya memperoleh informasi bahwa laporan intelijen menyebutkan jika aksi demo 4 November itu digerakan dan didanai partai. “Semoga yang saya dengar itu tidak benar. Sebab berbahaya jika negara ada intel error,” tuturnya.
Sebelumnya, SBY melontarkan sindiran bahwa sampai lebaran kuda aksi demonstrasi akan terus ada bila tidak didengar dan diabaikannya tuntutan rakyat yang meminta adanya keadilan. “Bila tuntuan itu sama sekali diabaiakn dan tidak didengar, sampai lebaran kuda pun akan ada aksi unjuk rasa tersebut. Pengalaman saya selama 10 tahun memimpin, banyak juga terjadi unjuk rasa,” kata dia.