RANCAH POST – Diperlukan sebuah sinergi antara pihak sekolah dan orangtua dengan tumbuh suburnya paham radikal. Dengan adanya radikalisme ini, pemerintah pun dituntut menata sebuah mekanisme pendidikan supaya siswa bisa terhindar dari paham radikalisme ini.
Disebutkan Zubair, Wakil Dekan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, dirinya pernah mendapati salah satu sekolah di Jakarta yang cukup mentereng yang mempertontonkan film perjuangan rakyat Palestina dan ditayangkan pula foto berdarah anak-anak yang turut mnjadi korban.
“Bukan tempatnya memperlihatkan hal sedemikian rupa kepada anak-anak SD. Baik Kementerian Agama maupun Kemeterian Pendidikan harus mengantisipasi hal tersebut,” ucap Zubair, Rabu (14/9/2016) lalu.
Sebagaimana dikatakannya, agar nantinya tidak menimbulkan masalah, paham radikalisme ini harus dijauhkan dari anak didik dan sekolah. Oleh karenanya, harus ada sinergi dari kementerian terkait guna melawan penanaman radikalisme melalui cara sedemikian rupa.
“Di dunia pendidikan banyak yang harus dibenahi, seperti ajaran Islam yang harus tetap dijaga agar berada pada koridornya dan bisa diterima oleh agama Islam pada umumnya,” katanya.
Zubair melanjutkan, baik orang tua, ulama, maupun lembaga pendidikan juga bertanggungjawab mencegah radikalisme masuk ke dalam diri anak-anak. Keterlibatan ulama sebagai sosok terpelajar, dikatakan olehnya, sangatlah penting lantaran merupakan sosok yang terlibat dalam urusan kemasyarakatan. “Supaya anak-anak kita jauh dari paham radikal, sinergi harus ada antara keluarga, sekolah, dan ulama,” tutupnya.