RANCAH POST – Tidak selamanya sosok anggota polisi identik dengan hal-hal yang berbau negatif semisal suap. Beberapa di antaranya bahkan sangat lekat dengan aksi sosial dan juga merupakan sosok yag agamis.
Sikap sosial yang tinggi dan agamis inilah yang diperlihatkan oleh pasangan suami istri yang keduanya merupakan anggota kepolisian di daerah Banyuwangi, Jawa Timur. Setiap harinya, sang istri, Aiptu Ririn Mufiah bertugas di Polsek Banyuwangi. Sedangkan sang suami, Aiptu Darmawan Prihandoko bertugas di Polair Banyuwangi.
Benar, baik Aiptu Ririn maupun Aiptu Darmawan, keduanya rela tak jadi berangkat umroh. Mereka memilih membangun mushola agar bisa dipergunakan sebagai tempat shalat sekaligus tempat mengaji anak-anak. Tiap sore hari usai pulang bertugas sebagai anggota kepolisian, ia langsung mengajar anak-anak. Seragam dinasnya tidak ia lepaskan lantaran waktu yang mepet dan jauhnya jarak mushola dari tempat tinggalnya.
“Selepas berdinas, ini yang dilakukan saya tiap sorenya, mengajar anak-anak mengaji. Saya tidak ganti baju dulu, soalnya jarak dari rumah ke mushola jauh,” kata Ririn.
Mushola itu, sebagaimana dikatakan oleh Aiptu Ririn, dibangun bersama suaminya pada tahun 2010 silam. Di tahun itulah dirinya dilanda sakit yang cukup parah, bahkan dokter menyebutkan bahwa penyakit yang diderita dirinya sangat parah dan sukar untuk sembuh.
Atas dasar itulah, Aiptu Ririn dan suaminya memutuskan uang yang hendak dipakainya untuk umroh digunakan untuk membangun mushola. “Berbulan-bulan lamanya saya keluar masuk rumah sakit. Kami akhirnya memutuskan untuk membangun mushola dari uang yang tadinya digunakan untuk melaksanakan umroh,” ucanya.
Wonosari pesisir adalah lokasi dimana Aiptu Ririn dan suaminya memutuskan untuk membangun mushola tersebut. Alasannya, daerah tersebut meski masuk ke dalam wilayah Kota Banyuwangi, jarang mendapat perhatian dari pemerintah setempat. Bahkan ketika daerah itu terdampak banjir rob, sama sekali tak mendapatkan bantuan.
“Untuk pergi ke daerah ini, saya dan suami jalan kaki. Daerah ini membuat saya terenyuh, banyak anak-anak yang justru bermain ketika jam sekolah. Anak-anak di sini tidak ada yang mengarahkan, mereka pun tidak sekolah karena tidak mampu,” terangnya.
Bukan mengajarkan ngaji saya yang Aiptu Ririn dan suaminya lakukan. Mereka pun turut menyekolahkan beberapa orang anak. Salah satunya adalah Alvia Aldina Zaziro yang kini duduk di kelas 2 Sekolah Dasar. Via, begitu sapaannya, merasa gembira karena disekolahkan dan bisa mengaji berkat Aiptu Ririn dan suaminya.