RANCAH POST – Jenazah Santoso atau yang dikenal dengan sebutan Abu Wardah, pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT), sudah dibawa dari Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sulawesi Tengah oleh pihak keluarga pada Sabtu (23/7/2016) kemarin.
Rencananya, jenazah Santoso akan dikuburkan di Desa Landaga yang masuk dalam wilayah Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Pemulangan jenazah Santoso yang menggunakan ambulan itu mendapat pengawalan ketat aparat.
Menjelang pemakaman Santoso, warga Desa Landaga sendiri telah bersiap menyambut datangnya jenazah. Dalam menyambut datangnya jenazah Sanktoso, warga pun membentangkan spanduk yang bertuliskan “Selamat Datang Syuhada, Santoso alias Abu Wardah”. Adapun spanduk itu dibentangkan tak jauh dari rumah duka dan lokasi pemakaman Santoso.
Santoso, sebagaimana diberitakan sebelumnya, tewas dalam insiden kontak senjata dengan Satgas Tinombala di pegunungan Tambarana, Senin (18/7/2016). Bukan Santoso saja yang tewas, Muchtar yang merupakan salah satu rekan Santoso pun turut menjemput ajal.
Dalam prosesi pemakaman Santoso, bukan warga Poso saja yang hadir mengantarkan jenazah ke pemakaman, warga yang berasal dari Ampana dan beberapa wilayah lainnya pun turut mengantarkan Santoso ke tempat perisitirahatan terakhirnya.
Hadirnya para keluarga Santoso, warga, dan para simpatisan dalam pemakaman Santoso itu menimbulkan kemacetan mulai dari rumah ibu santoso hingga ke tempat pemakaman Santoso. Menurut warga yang hadir, Santoso dianggap sebagai pahlawan.
“Santoso telah membalas sakit saudara-saudaranya dalam konflik Poso yang terjadi beberapa tahun lalu, Santoso juga merupakan pahlawan lantaran meninggal untuk menegakkan agamanya,” ucap warga itu.
Dalam pemakaman tersebut, tidak terlihat adanya aparat Polri maupun TNI yang melakukan pengamanan. Hal ini tak lain atas permintaan pihak keluarga supaya aparat tidak ada di lokasi guna menghindari adanya gesekan dengan simpatisan Santoso. Namun demikian, pemakaman Santoso berjalan dengan kondusif dan aman.