BERITA CIAMIS, RANCAH POST – Dua orang anak di bawah umur yang duduk di bangku MTs di Kecamatan Cimaragas, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, dikabarkan menjadi pelaku sodomi terhadap empat orang anak yang duduk di bangku sekolah dasar.
Kasus sodomi ini terungkap pacsa orang tua salah satu korban melaporkan kejadian tersebut ke kantor P2TP2A (Pusat Perlindungan Perempuan dan Anak) Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
AN, salah satu orang tua korban sodomi menyebutkan, awal dirinya mengetahui anaknya menjadi korban sodomi manakala melihat tingkah laku anaknya yang nampak trauma. Bukan itu saja menurut AN, anaknya tersebut enggan keluar rumah dan harus dipaksa bila hendak berangkat ke sekolah.
“Mulanya saya berpikir mungkin anak saya itu mungkin sedang malas sekolah. Namun setelah diperhatikan, tingkah laku anak saya semakin aneh saja,” AN menerangkan, Selasa (14/6/2016) silam.
Masih dikatakan oleh AN, beberapa hari kemudian anaknya mengaku merasakan sakit pada bagian anus bila usai buang air besar.
“Tidak ada pikiran sama sekali anak saya ini menjadi korban sodomi. Tapi anak saya mengaku dengan sendirinya bahwa ia menjadi korban sodomi oleh dua anak tetangga yang duduk di bangku MTs,” terangnya.
Setelah didesak untuk berterus terang, diketahui bahwa anak yang menjadi korban bukan hanya dia seorang, tiga temannya pun mengalami hal yang sama. “Anak saya mengakui kalau dirinya disodomi tiga kali oleh kedua pelaku,” ucapnya.
AN pun menjelaskan, kedatangan dirinya ke kantor P2TP2A Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, bermaksud untuk mengkonsultasikan kasus sodomi yang dialami anaknya tersebut. Dengan melapor ke P2TP2A, dirinya berharap bisa mendapat bantuan untuk melaporkan kasus ini ke kepolisian.
Terkait laporan dari orang tua korban, Rina Takarina, petugas P2TP2A Kabupaten Ciamis mengutarakan akan mendampingi keluarga korban untuk melaporkan kasus ini ke kepolisian.
“Untuk memulihkan traumanya, kami juga akan memberikan pendampingan psikologis. Selain kasusnya yang harus diselesaikan secara hukum, korban pun harus diselamatkan agar tidak trauma berkepanjangan,” ucapnya, sebagaimana dilansir Harapan Rakyat.