RANCAH POST – Andai saja Bripka Seladi (58) ingin memperoleh penghasilan tambahan dengan cara yang gampang, tidaklah sulit baginya sebagai anggota polisi yang bertugas sebagai penguji SIM A di Satlantas Polres Malang Kota, Jawa Timur.
Namun selama Bripka Seladi bertugas selama 16 tahun di ‘lahan basah’ tersebut, dirinya sama sekali tidak mencari recehan dari para peserta ujian SIM A, ia punya cara lain untuk menambah penghasilan guna menghidupi anggota keluarganya.
Cara lain yang ia tempuh untuk memperoleh penghasilan tambahan itu Bripka Seladi lakukan dengan cara menjadi pemulung sampah yang sudah ia geluti sejak tahun 2008. Pekerjaan barunya sebagai pemulung ia lakukan pertama kali dengan mencari sampah plastik dan rongsok di sekitar kantor tempatnya bekerja yang memang dikelilingi banyak toko.
Namun karena sudah ada pemulung lainnya, Bripka Seladi melakukannya di lokasi berbeda dan tentu saja melakoni profesi barunya tersebut di luar jam dinas sebagai anggota kepolisian. Cibiran pun ia terima oleh warga sekitar dan rekan kerjanya. Meski demikian, ia sama sekali tidak merasa minder atau malu sedikit pun.
“Saya bisa kaya kalau seandainya menerima uang itu. Tidak minta saja suka diberi. Misalnya tiap orang ngasih Rp50 ribu dan ada 10 orang, bayangkan berapa yang saya peroleh selama 16 tahu,” ungkap Bripka Seladi, Kamis (19/5/2016).
Menurutnya, bisa saja ia mengantongi uang tersebut ke sakunya, namun tak ia lakukan lantaran uang tersebut tidak barokah. Justru melalui pekerjaan sampingannya itulah ia ingin memberi contoh kepada anak-anaknya. Diakui Bripka Seladi, ia bisa memperoleh uang hingga Rp50 ribu dari hasil mulung tersebut. Uang itu ia kumpulkan untuk membiayai anaknya, Dimas, masuk ke akademi kepolisian.
“Rezeki itu ada yang baik dan yang buruk, ada konsekuensinya. Tergantung orangnya memilih yang mana,” ucap polisi yang tiap harinya mengayuh sepeda untuk pergi ke kantor ini.