RANCAH POST – Tanggal 1 Mei atau yang dikenal May Day merupakan hari buruh internasional. Seperti di beberapa negara lainnya yang merayakan May Day, di Indonesia pun para buruh yang tergabung dalam beberapa serikat buruh biasanya akan turun ke jalan guna menggelar aksi memperingati May Day tesebut.
Bertepan pula dengan car free day, KSBSI (Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia) menjamin aksi buruh memperingati May Day di Jakarta tidak akan mengganggu jalannya car free day. KSBSI tidak akan melewati Jalan Sudirman-Jalan Thamrin, tempat car free day biasa dilaksanakan.
“Aksi akan kami lakukan pagi hari dan tidak akan melewati jalur cfd. Jadi tidak akan mengganggu warga yang berolah raga. Kami pastikan aksi akan berjalan dengan aman, damai, juga kondusif,” kata Ketua Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia, Mudhofir Khamid, yang juga menyebutkan aksi May Day di Jakarta ini akan dihadiri higga 10.000 buruh, Minggu (1/5/2016).
Di Semarang, peringatan May Day diperingati dengan cara berbeda. Meski para buruh tetap turun ke jalan, namun mereka merayakannya dengan menggelar acara jalan sehat. Acara jalan sehat dalam rangka May Day ini dimulai dan berakhir di Pendopo Bupati Semarang dengan dihadiri langsung oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
“Kami ingin mengajak para buruh bersama keluarganya memperingati May Day dengan kegiatan positif. Semuanya dilibatkan dalam May Day dengan tidak ada aksi unjuk rasa,” ujar Nurdin, Ketua Panitia Jalan Sehat May Day 2016 Kabupaten Semarang.
Sementara di Bali, Aliansi Buruh Bali menggelar aksi damai memperingati May Day di Lapangan Puputan Margarana, Denpasar. Aksi peringatan May Day digelar dengan jalan kaki mengelilingi lapangan tersebut. Kemudian jalan kaki dilanjutkan menuju Jalan Niti Mandala dan melewati kantor Gubernur Bali serta kembali ke titik semula di lapangan Puputan Margarana.
Aksi yang juga dikawal oleh aparat kepolisian ini pun cukup menyita perhatian publik. Pasalnya, dalam aksi damai peringatan May Day tersebut dibarengi dengan musik gamelan khas Bali yang dikenal dengan Gong Beleganjur. “Aksi May Day di Bali dilaksanakan sebagai bentuk keprihatinan bahwa buruh di Bali masih jauh dari kata sejahtera,” ujar Ida I Dewa Made Rai Budi Darsana, koordinator aksi.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, dalam aksi May Day kali ini para buruh menyampaikan beberapa tuntutan seperti penolakan upah murah, penghapusan outsourcing, penghapusan sitem kerja kontrak, dan penolakan PHK terhadap buruh secara sepihak.