RANCAH POST – Tak kurang dari 95 rumah dibakar dan dua orang warga dilaporkan tewas dalam sebuah konflik yang terjadi di Kabupaten Tolikara, Papua.
Diterangkan Feri Kagoya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tolikara, konflik antar masyarakat tersebut terjadi antara warga Distrik Gika dan Distrik Panaga, Minggu (24/4/2016) kemarin, bahkan telah berlangsung sejak 9 April 2016 silam. “Warga dari kedua distrik ini saling serang, mereka juga menggalang kekuatan dari distrik-distrik lainnya yang mempunyai hubungan kekeluargaan. Warga banyak yang mengungsi ke distrik-distrik lain,” ujar Feri.
Tak hanya menewaskan 2 orang dan menghancurkan 95 rumah, konflik Tolikara ini pun menyebabkan 17 orang luka berat dan 15 orang mengalami luka ringan. Di samping itu, lahan pertanian rusak dan hewan ternak ikut dijarah.
Diungkapkan oleh Feri, kesepakatan damai telah dijalin oleh masing-masing tetua adat, aparat dari TNI/Polri pun telah diterjunkan ke lokasi konflik. Namun Feri khawatir konflik lanjutan terjadi mengingat kedua kelompok masih menyimpan dendam. “Masing-masing kubu masih siaga satu, mereka mempersiapkan tombak, anak panah, juga parang,” ucapnya.
Feri kembali memaparkan, konflik antar warga dua distrik tersebut terjadi akibat adanya kecemburuan terkait pembagian dana bantuan pemerintah. “Pemicunya, warga dari salah satu distrik merasa kalau dana bantuan yang diberikan kepada distrik lain lebih besar,” kata Feri.
Namun hal ini dibantah oleh Usman Wanimbo, Bupati Tolikara. Usman membantah bila bantuan dana dari pemerintah yang menjadi penyulut terjadinya konflik antar warga di dua distrik tersebut. Usman mengatakan, konflik yang terjadi ini disebabkan masalah perzinahan. “Ini tidak ada kaitannya dengan bantuan dana dari pemerintah, ini murni karena kasus perzinahan. Warga dari salah satu distrik marah dan berusaha membalas ke warga yang ada di distrik lainnya,” papar Usman.
Meski demikian, Usman mengaku bila jumlah dana bantuan pemerintah yang diberikan kepada masing-masing distrik berbeda, namun ia tidak menjelaskan alasan berbedanya besaran dana yang diberikan ke tiap-tiap distrik itu.