RANCAH POST – Djohar Arifin menganggap pemecatan dirinya dari jabatan anggota dewan kehormatan secara tidak hormat oleh PSSI bermuatan dendam. Komisi Etik PSSI membuat keputusan tegas untuk Djohar Arifin Husin. Ketum PSSI periode 2011-2015 ini memperoleh sanksi larangan beraktifitas seumur hidup di dunia sepakbola di Indonesia baik di kancah AFC maupun FIFA terhitung sejak 8 Juli 2015..
Djohar Arifin menganggap hukuman itu sebuah lelucon, dan hanya sekedar untuk memuaskan dendam ABS (Asal Bapak Senang). Keputusan tersebut terbilang janggal karena menurut Djohar, dirinya bukan pengurus PSSI lagi, dan dia diundang sebagai Ketum Ketum PSSI 2011-2015.
“Saya tidak perlu banding sebab kepengurusan ini tidak sah dan tak diakui oleh pemerintah. Perlu dipertanyakan juga posisi ketua Komite Etik yang mantan narapidana. Apakah ini dibenarkan statuta FIFA? Sepertinya keputusan ini penuh dendam,” papar Djohar.
Menurut keterangan Ketua Komite Etik PSSI, T.M. Nurlif, Djohar telah diundang guna hadir dalam sidang tersebut. Namun, pria kelahiran Langkat tersebut tidak datang sampai pukul 14.30 WIB.
Tapi berdasarkan pernyataan Djohar, dirinya tak memperoleh undangan dalam sidang kode etik itu, tak ada tanda terima perihal undangan yang dikirim PSSI kepada dirinya, meskipun menerima undangan dirinya tidak akan datang sebab menurutnya kepengurusan PSSI sekarang ilegal.
Komite Etik akan menggelar sidang lanjutan pada tanggal 2 Juli mendatang guna menginventarisasi dugaan pelanggaran yang dibuat Djohar. Mereka juga akan melaporkan hasil keputusan ini kepada Ketum PSSI, La Nyalla Mattalitti.