RANCAH POST – Kasus pesan pesan pendek atau SMS cabul ke telepon seluler di Indonesia kian merebak. Kini SMS ‘Mama Minta Pulsa’ kalah tenar ketimbang pesan pendek mesum yang kini marak diterima pengguna telepon seluler. Pemerintah dan operator telepon seluler pun sepertinya tidak melakukan apa-apa untuk menangkal ‘Teror SMS’ tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Meutya Viada Hafid slaku Anggota Fraksi Partai Golkar DPR mengaku pernah menerima SMS cabul semacam itu. Meutya katakan, “Saya sih kalau terima ya saya abaikan. Namun, jika saya merasa terganggu, saya akan melaporkannya ke polisi dengan tuduhan perbuatan tidak menyenangkan,” Rabu (13/05/2015).
Kepada perusahaan operator seluler, politisi Komisi I DPR itu menyarankan agar membuka ruang untuk pengaduan pelanggan. Seperti diketahui, komisi I DPR merupakan salah satunya membidangi masalah Komunikasi dan Informatika.
Mengenai layanan pengaduan, Meutya memberikan contoh seperti di situs sosial media Facebook, Instagram dan Twitter yang membuka jalur report spam pada tautannya, misalnya konten yang melanggar asusila dapat dilaporkan. Meutya tambahkan, “Nah, jalur pengaduan ini seharusnya bisa dilakukan juga oleh operator-operator itu.”
Penerima pesan pendek cabul tidak hanya dari kalangan biasa. Bahkan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Pimpinan DPR Fadli Zon mengaku pernah menerima SMS cabul.
Sungguh ironi, bahkan beberapa orang penerima SMS cabul itu malah sempat bertengkar dengan kekasih atau istrinya. Lalu, kapankah teror SMS mesum akan berakhir?