RANCAH POST – Dari pelosok desa hingga ke daerah perkotaan setiap orang tentunya sudah mengetahui apa itu media sosial, mulai dari Facebook, Twitter, dan lain sebagainya. Selain digunakan sebagai alat komunikasi satu sama lain baik komunikasi antar keluarga, teman, atau digunakan sebagai media online dalam bisnis, ternyata media sosial ini sudah berganti fungsi menjadi tempat curhat, yang biasanya dilakukan oleh orang yang notabene masih ababil. Selain itu, ternyata media sosial pun oleh sebagian orang digunakan sebagai tempat untuk berdo’a.
Lantas bagaimana fenomena tersebut dalam pandangan Islam? Sebenarnya tidak ada larangan untuk curhat atau berdoa di media sosial karena dulu zaman Rasulullah SAW belum ada yang dinamakan dengan media sosial yang sedang booming dan nge-trend seperti sekarang ini. Namun sebagai agama yang terakhir dan berlaku sampai akhir zaman sudah lama memprediksi akan adanya fenomena media sosial yang trend saat ini.
[blockquote right=”pull-right” cite=”HR. Tirmidzi”]Hendaklah kalian mengadukan segala urusan kepada Allah saja, walaupun itu hanya sandal yang putus.[/blockquote]
Hadits tersebut di atas adalah panduan bagi seorang Facebooker atau media sosial addict muslim lainnya yang biasanya berdo’a atau curhat urusan-urusan sepele dalam media sosial, karena biasanya mereka mencurahkan segala hal yang sepele sekalipun dalam media sosial.
Dalam Islam, hendaknya curhat atau berdo’a itu hanya kepada Allah sahaja. Sebab, apabila kita melakukan curhat atau berdo’a di media sosial tersebut akan berpotensi menjadi riya’, syirik kecil, ingin diperhatikan dan dipuji oleh orang lain, yang pada akhirnya dikhawatirkan akan menduakan Allah. Dan jelas hal itu sudah bertentangan dengan aturan berdoa yang diajarkan dalam Islam.
Dalam Islam, berdoa itu harus disertai dengan niat tulus dan ikhlas mengharap ridha Allah semata. Jika kita berdoa hanya karena ingin mendapat perhatian dan pujian semata, maka hal tersebut bertentangan dan dilarang dalam ajaran Islam. Karena Islam menegaskan bahwa dalam setiap doa yang kita panjatkan harus ikhlas, semata-mata karena Allah, tidak disertai dengan niat-niat lainnya yang berujung kepada riya’.
Alangkah baiknya kita menghindari berdoa dalam wall/dinding media sosial, karena perbuatan tersebut juga menyerupai perbuatan orang Yahudi yang berdoa di dinding/tembok ratapan. Sedangkan apabila seorang muslim menyerupai pekerjaan atau perbuatan yang dilakukan oleh umat agama lainnya maka mereka termasuk dalam golongan agama tersebut yang sebagaimana telah dijelaskan dalam beberapa hadits-hadits Nabi SAW.
Alangkah bermanfaat jika media sosial yang ada sekarang ini kita gunakan untuk menyebarkan kebaikan-kebaikan, menyebarkan informasi-informasi yang inspiratif dan bermanfaat bagi khalayak ramai. Atau bahkan digunakan sebagai wahana untuk melakukan bisnis yang menghasilkan keuntungan. Wallahu a’lam.