RANCAH POST – Sebuah malware berbahaya untuk perangkat Android kini telah kembali ditemukan. Program berbahaya ini ditemukan oleh para peneliti dari vendor keamanan AVG. Mereka menemukan bahwa program ini akan berfungsi, ketika pengguna menekan tombol power. Karena program ini bekerja dengan memalsukan urutan prosedus shutdown dari perangkat bertenaga Android.
Untuk perangkat yang terinfeksi, setelah pengguna menekan tombol power, malware ini akan menampilkan kotak dialog palsu, kemudian diteruskan dengan animasi shutdown Android palsu dan mematikan layar ponsel. Dalam mode ‘mati palsu’ ini, si malware akan memiliki akses tak terbatas pada ponsel, dan membuat ponsel terus melakukan berbagai perintah tanpa meminta persetujuan penggguna.
Dilansir laman PCWorld (20/02/2015), dalam sebuah postingan Blog, tim riset Malware Mobile dari AVG mengungkapkan sebuah pernyataan.
“Meski layar ponsel telah mati, namun tidak demikian dengan ponselnya” ujar mereka. “Selama ponsel masih dalam kondisi ‘Mati Palsu’ ini, malware tersebut akan dapat melakukan berbagai perintah, seperti melakukan panggilan, mengambil gambar dan berbagai data sensitif milik pengguna, tanpa perlu persetujuan dari pengguna.”
Meski terdengar sangat berbahaya, namun tampaknya anda tidak perlu terlalu takut. Karena menurut AVG, untuk dapat melakukan fungsi tersebut, walware ini harus berada pada perangkat Android yang sudah di”ROOT” alias dimodifikasi. Dengan begitu, kita dapat menyisihkan para pengguna yang tidak memodifikasi ponsel mereka dari daftar calon korban.
Namun sayangnya, meski pengguna tidak ‘mengoprek’ ponsel mereka, ada beberapa vendor perangkat Android yang memasarkan ponsel mereka, dengan level akses yang sama dengan perangkat yang telah di’ROOT’. Sehingga sangat beresiko bagi para pengguna yang tidak mengerti akan hal ini.
Untuk sementara, malware ini danyatakan tidak akan mungkin muncul di Google Play Store. Karena Google akan menyaring dan memblokir berbagai aplikasi dengan fungsi berbahaya seperti itu. Malware berbahaya ini diduga kuat akan menyebar pesat dari layanan toko aplikasi pihak ketiga, dengan keamanan yang minim dan rentan akan malware.