RANCAH POST – Berita Terkini, “Jakarta tidak aman”, itulah sebuah kesimpulan daru sebuah survei Internasional dari Economist Intelligence Unit. Jakarta berada diposisi terbawah dan di cap sebagai kota paling tidak aman di dunia. Survei tersebut dilakukan di 50 kota di dunia. Survei melakukan 40 indikator kuantitatif dan kualitatif.
Sejumlah 40 indikator dibagi menjadi 4 kategori yaitu jaminan kesehatan, keamanan digital, infrastruktur dan personal. Dari setiap kategori dibagi lagi menjadi 3 sampai 8 cabang indikator. Survei ini hanya ditujukan kepada 50 kota pilihan Economist Intelligence berdasarkan sejumlah faktor, diantaranya ketersediaan data dan representasi daerah.
Untuk saat ini menurut survei tersebut berkesimpulan Jakarta tidak aman. Faktanya Ibukota Indonesia ini menduduki posisi juru kunci dari 50 kota pilihan survei berdasar kan faktor keamanan secara menyeluruh. Jakarta cuma berada di posisi 44 untuk kategori kesehatan.
Menanggapi survei yang berksesimpulan Jakarta tidak aman itu, Ahok selaku Gubernur DKI Jakarta tidak mau ambil pusing dengan cap baru bagi kota yang sedang ia pimpin sekarang. Tugas keamanan Jakarta, sebut Ahok, merupakan menjadi wewenang Kepolisian daripada Pemprov DKI Jakarta.
Meski demikian, Ahok merencanakan akan memasang kamera CCTV di setiap sudut Jakarta untuk memantau keadaan kota. Ahok juga punya solusi yang cukup “ngeri” soal keamanan Jakarta, yakni menyebar penembak jitu di seluruh wilayah. “Pemprov DKI Jakarta akan memasang CCTV dan melengkapinya dengan deretan penembak jitu. Kalau penjahat membahayakan dan bersenjata, tinggal lumpuhkan saja,” Rabu (28/01/2015).
Solusi Ahok agar cap “Jakarta Tidak Aman” hilang menuai banyak kecaman. Salah satunya Sejarawan JJ Rizal yang menganggap cara tersebut bak gaya rezim Orde Baru Soeharto.