RANCAH POST – China merupakan negera yang kaya akan budaya dan filosofi, termasuk dalam bidang kuliner. Setiap bahan pangan yang digunakan memiliki makna yang berbeda satu sama lain.
Uniknya, kepercayaan tersebut terus dipegang teguh hingga kini, termasuk dalam menyambut Tahun Baru Imlek. Berikut beberapa makanan Imlek dan makna filosofis di dalamnya.
Jeruk mandarin
Buah ini selalu hadir di perayaan Tahun Baru Imlek. Hampir serupa dengan jeruk sunkist, jeruk ini memiliki warna oranye yang lebih pekat, rasa yang sangat manis, dan aroma yang semerbak sekalipun dalam kondisi belum dikupas.
Menurut budaya China, jeruk mandarin merupakan simbol kesejahteraan dan keberuntungan karena di dalam bahasa mandarin pengucapan untuk jeruk menyerupai pengucapan emas yang merupakan perlambang kekayaan.
Lebih baik jika jeruk mandarin masih menyertakan pucuk daun, di mana dipercaya sebagai perlambang panjang umur. Namun, jangan pernah menyajikan empat buah jeruk mandarin secara bergerombol karena angka empat bagi masyarakat China kerap diasosiasikan dengan kematian.
Mi berbentuk panjang
Mi yang berbentuk panjang dan bertekstur lurus dipercaya sebagai perlambang panjang umur. Oleh sebab itu, sajian sup mi juga turut banyak disajikan dalam perayaan Tahun Baru Imlek, termasuk di
Indonesia.
Keranjang buah
Keberadaan keranjang buah sangat diperhatikan sekali oleh masyarakat China karena merupakan perlambang kebersamaan. Umumnya keranjang buah pada perayaan Tahun Baru Imlek berisi buah delima sebagai perlambang
keberkahan, kelapa muda perlambang perdamaian, buah lengkeng sebagai lambang harapan kesuburan, dan melon berdaging oranye perlambang kebahagiaan.
Kue bulan
Kue bulan adalah kue yang sangat identik dengan perayaan Tahun Baru Imlek di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Kue yang memiliki tekstur mirip jenang dalam kuliner Jawa ini memiliki nama
mandarin berupa nian gao yang memiliki arti mirip dengan kata ‘tinggi’. Hal tersebut dimaksudkan sebagai dia untuk kenaikan positif bagi kehidupan di tahun yang baru.
Jeruk Bali
Jeruk Bali yang memiliki nama internasional ‘pomelo’ ini kerap kali dimasukkan ke dalam kuliner khas Tahun Baru Imlek. Menarik, asal mula diikut sertakannya jeruk Bali berawal dari budaya Kanton yang merupakan mayoritas di kawasan selatan China.
Kata Pomelo sendiri konon mendapat sentuhan bahasa Portugis yang pernah menjajah kawasan selatan China, di mana kata tersebut memiliki arti yang mirip dengan makna kekayaan dan status derajat.
Jai
Jai merupakan makanan khas China yang memiliki penampilan serupa gado-gado di Indonesia, namun tanpa menggunakan saus kacang. Hidangan ini berisikan bahan-bahan segar, seperti rumput laut perlambang
kesuksesan, biji teratai perlambang kesuburan, mie putih perlambang panjang umur, jamur kuping perlambang terkabulnya harapan, dan sebagainya.
Jai sendiri sebenarnya adalah kuliner yang kental akan budaya Budha yang agama terbesar di China, di mana bermakna sebagai saran pembersih diri melalui sayuran.
Sawi hijau dan kacang panjang
Kedua jenis bahan pangan ini merupakan perlambang dari harapan untuk usia hidup yang panjang.
Ikan utuh
Ikan dalam bahasa mandarin memiliki makna yang terdengar seperti makna kata berupa berlimpah harta. Maka dari itu, sangat penting bagi masyarakat China untuk menyajikan ikan, baik ikan laut maupun tawar, dalam keadaan lengkap dari kepala hingga buntut. Hal ini dimaksudkan sebagai doa untuk meminta kelancaran rezeki.
Kudapan manis
Beragam kudapan manis banyak tersaji pada perayaan Tahun Baru Imlek, seperti permen, kue kukis, dan lain sebagainya. Kudapan manis memiliki makna sebagai pengantar kebahagiaan di tahun yang baru.
Yuanbao (pangsit bungkus)
Yuanbao merupakan varian pangsit bungkus yang umum dimasak dengan cara dikukus. Biasanya bungkusan pangsit tersebut diisi dengan campuran kubis dan daging, yang dapat berupa daging babi atau ayam.
Yuanbao disajikan bersama dengan cocolan kecap manis dan acar. Nama Yuanbao sendiri meruapakan perkembangan dari kata di bahasa mandari kuno yang berarti uang, di mana kemudian dimaknai sebagai lambang kemakmuran.
2 Komentar
Wah rame amat makanan yang berfilosofi, berarti hampir sama dengan lebaran idul fitri dong. Kayak ketupat, terus ada opor ayam kalo di betawi, ada rendang kalo untuk orang minang. tapi filosofinya cuman ngarti yang ketupat aja..
maaf mas bro bukannya kue bulan itu ada di perayaan yang berbeda…bukan pas imlek…adanya kue keranjang…kue bulan itu perayaan lain…