RANCAH POST – Reshuffle kabinet yang diwacanakan bakal dilaksanakan Presiden SBY di akhir masa jabatannya dinilai sudah sangat terlambat. Alasannya, Pemilu 2014 tidak lama lagi akan digelar. Wacana reshuffle tersebut pun juga diyakini tidak akan berdampak signifikan.
“Terlambat jika SBY melakukan reshuffle saat ini. Wacana adanya reshuffle kabinet oleh SBY akan sia-sia,” ujar Direktur Political Communication Institute (Polcom), Heri Budianto Kamis (26/12/2013) malam.
Sebab, kata Heri, momentum reshuffle itu sudah lewat. Menurutnya, terdapat beberapa alasan yang menguatkannya yakni momentum dan waktu yang tersisa hanya sedikit kurang dari setahun, sehingga akan sulit mengganti dengan orang baru.
“Tidak itu saja, akan kurang efektif pengganti menteri yang di-reshuffle jika dilakukan maka akan sia-sia reshuffle ini. Sebab, jika mengacu dari efektivitas pemerintahan maka jelas ini tidak efektif,” imbuhnya.
Namun, dosen FISIP Universitas Mercu Buana ini mengatakan, jika reshuffle itu tetap dilaksanakan, maka bisa jadi ada muatan politis yang dilakukan SBY. Di mana bisa saja hal itu dilakukan lantaran SBY ingin dinilai tegas terhadap menteri-menteri yang bertarung dalam Pilpres mendatang.
“Selain itu bisa jadi ini bagian dari strategi politik Partai Demokrat agar dinilai positif oleh publik nantinya. Sebab, di akhir masa jabatan saat ini, SBY membutuhkan soft landing agar dikenang oleh masyarakat sebagai presiden,” pungkasnya.