RANCAH POST – Yoris Raweae, selaku Deputi bidang politik hukum dan HAM DPP Partai Golkar, berpendapat bahwa kunjungan Wakil Ketua DPR, Priyo Budi Santoso melanggar etika yang berlaku di DPR. Sebabnya Priyo mengunjungi narapidana kasus korupsi, salah satnya terdakwa kasus korupsi kitab suci yaitu Fahd El Fouz.
“Kunjungan dia ke Sukamiskin terlepas itu kemanusiaan atau tidak secara etika itu tidak benar. Apalagi dia mengunjungi tahanan korupsi. Korupsi itu kan musuh negara. Secara etika itu tidak benar,” ujar Yoris di Gedung DPR, Senayan, Selasa (4/6/2013).
Selain itu, pelanggaran etika yang dilakukan oleh Priyo yakni menuding adanya pihak internal Golkar yang memainkan isu soal pertemuannya dengan Fahd. Padahal selama ini tidak pernah terjadi manuver apapun.
“Dia tidak boleh sebagai kader dan pimpinan mengatakan ada upaya-upaya internal. Dari mana dasarnya itu. Statment dia terkesan emosi, saya pikir itu tidak pantas,” tegasnya.
Menurutnya, Golkar sendiri merupakan partai politik yang paling demokratis dalam mengambil keputusan khususnya mengenai kebijakan yang ada di DPR. Sehingga tidak mungkin ada pihak yang memaksakan kehendaknya dalam apapun.
“Golkar itu partai terbuka, partai yang paling demokratis dalam pengambilan keputusan atau kebijakan. Saya juga selalu melakukan kritik, tapi untuk perbaikan partai. Sebagai kader itu siapa yang mendongkel dia. Sementara proses Priyo sebagai pimpinan DPR kan demokratis,” tuturnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso menilai isu pertemuannya dengan Fahd El Fouz sengaja didorong oleh pihak tertentu untuk menyudutkannya. Bahkan dorongan itu berasal dari internal Golkar sendiri.
“Saya agak sedih juga teman-teman di dalam saya ada segelintir pimpinan teras yang seperti sengaja menggerakkan pemberitaan dan sebagainya. Tidak apa-apa,” ujar Priyo di Gedung DPR, Senayan, Senin (3/6/2013). [inlh]