RANCAH POST – Polisi berhasil meringkus seorang pria bernama Farid yang mencabuli seorang gadis yang berstatus pelajar SMP.
Ketika menjalankan aksinya, Faris merekam perbuatannya bersama korban. Setelah itu, Farid kemudian menyebarkan video dirinya dengan korban ke media sosial.
Dari penyelidikan polisi, ternyata Farid seorang gigolo yang menawarkan diri melalui internet. Bukan itu saja, Farid pun mempunyai akun khusus untuk mempromosikan dirinya.
“Ada 35 wanita di atas 30 tahun yang menjadi konsumen saya. Untuk sekali kencan tarifnya bervariatif, mulai dari Rp100 ribu hingga Rp10 juta,” ungkap Farid di Mapolda Jabar.
Sebagaimana dihimpun, peristiwa gigolo cabuli anak SMP di Bandung ini bermula ketika Farid berkenalan dengan GSP (13) melalui Facebook pada Februari silam.
Perkenalan keduanya kemudian berlanjut di aplikasi pesan WhatsApp. Dalam komunikasi melalui WA, Farid kering mengirimi korban gambar dan video adegan dewasa.
“Pelaku ini sering mengirimi korban gambar dan video tak senonoh,” kata Kapolda Jabar Irjen Pol Agung di Mapolda Jabar, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (10/8/2018).
Maksud gigolo itu mengirimi gambar dan video dewasa itu agar korban mau diajak berhubungan laiknya suami istri.
Akhirnya, korban pun terkena bujuk rayu pelaku dan dibawa ke rumah pelaku di daerah Sukasari. Di rumah itulah pelaku kemudian memaksa korban untuk berhubungan badan dengannya.
Setelah berhasil memaksanya, gigolo di Bandung itu merekam perbuatannya menggunakan ponsel. “Korban dipaksa berhubungan badan sambil direkam,” ucap Agung.
April lalu, gigolo itu kembali menghubungi dan mengajak korban untuk berhubungan badan kedua kalinya. Bila korban tak mau, pelaku mengancam akan menyebarkan videonya.
Korban dengan terpaksa akhirnya menuruti kemauan pelaku berhubungan intim di rumah yang sama untuk kedua kalinya.
Video mesum gigolo dan pelajar SMP itu beredar di dunia maya setelah disebar pelaku. Bahkan, guru korban mendapati videonya dari siswa yang lain.
BACA JUGA: Pencabulan di Kudus, Siswi SMP Digagahi 3 Pria 2 Hari 1 Malam
“Guru kemudian memberitahu orangtua korban. Setelah diperiksa dan betul ada anaknya dalam video itu, kedua orangtua membuat laporan,” terang Agung.