RANCAH POST – Menjelang berakhirnya pemerintah Soeharto, Jetje Langelo (baca: Yece) melihat wajah yang dikenalnya di antara para barisan peserta unjuk rasa yang menduduki Gedung DPR/MPR.
Wajah tak asing itu adalah anaknya, Charles Christofel, mahasiswa Fakultas Hukum Program Ekstensi Universitas Indonesia (UI).
Jetje yang gundah pun kemudian meminta anaknya untuk kembali ke kampung halaman di Manado. Namun karena kesibukannya, Charles baru bisa pulang pada akhir tahun 1999.
Charles pun tak menduga bahwa kepulangannya itu akan merubah jalan hidupnya.
Di dinding rumah, ia melihat foto ibunya semasa muda tengah berdiri dengan seorang pria yang dikenalnya sebagai Presiden RI ke-1.
“Kami anak Soekarno,” kata sang ibu yang hingga kini masih terngiang ditelinganya.
Mami, panggilan sang ibu, menjelaskan bahwa Presiden Soekarno sendiri yang menginginkan hal itu dirahasiakan karena ingin anaknya diamankan bila suatu waktu kekuasaannya jatuh.
Jetje kemudian memperlihatkan sejumlah dokumen seperti foto, tongkat komando, surat-surat, keris, dan amanat yang ditulis langsung oleh Soekarno.
Dalam amanatnya, Charles yang lahir pada 13 Januari 1958 itu diminta dinamai Muhammad Fatahillah Gempar Soekarno Putra apabila sudah dewasa dalam berpolitik.
Meski berhasil meraih kesuksesan dari pekerjaan yang digelutinya sebagai konsultan hukum di beberapa perusahaan elektronik, kehidupan masa kecilnya harus dilalui penuh ‘peluh’.
Gempar Soekarno Putra pernah menjadi kondektur bemo. Bahkan untuk mencukupi kebutuhannya, ia pernah berjualan es.
Meski demikian, semangatnya untuk tetap sekolah tak pernah pudar dan berhasil menamatkan SMA dan meraih prestasi 5 besar pada tahun 1977.
Tahun 1985, Gempar Soekarnoputra kemudian kuliah di Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
Setelah lulus kuliah dan bekerja di bagian legal, kehidupan Gempar mulai mapan dengan memiliki sejumlah tanah dan kendaraan.
Tahun 2003 setelah kisah hidupnya dimuat dalam majalah dan mencuat ke publik, Gempar Soekarno Putra pernah dihubungi pengacara Guruh Soekarno Putra untuk kemungkinan menjalani tes DNA.
Gempar tidak menolak dengan catataan tes dilakukan secara terbuka dan bukan atas permohonan dirinya.
BACA JUGA: Beredar Video Lawas Presiden Soekarno Menyanyi Bersama Anak SD, Netizen Baper
Selain itu, sampel darah yang diambil harus dikawal dim dokter dari Fakultas Kedokteran UI. Namun, permintaan tes DNA itu tak ada kabarnya hingga sekarang.