RANCAH POST – Nama ‘ajengan’ bernama Miftah Maulana Habiburrahman mendadak viral usai videonya tengah mengisi kajian agama di sebuah klub malam beredar di media sosial.
Dalam salah satu video yang beredar, KH Miftah Maulana terlihat mengajak penghuni klub malam yang mayoritas kaum hawa melantunkan shalawat bersama-sama dipimpin olehnya.
Perlu diketahui, hal yang dilakukan oleh pria yang akrab disapa Gus Miftah itu ternyata sudah berlangsung sejak belasan tahun silam.
“Di sejumlah cafe dan klub malam yang ada di Jogja sudah berjalan hingga 13 tahun, di Sarkem juga sudah berlangsung 14 tahun, yang ikutnya penghuni Sarkem,” tutur pimpinan Pesantren Ora Aji itu, Rabu (12/9/2018).
Meski menuai kontroversi akhir-akhir ini, Gus Miftah sama sekali tidak mempunyai niatan untuk melacurkan agama demi kepentingan dirinya.
“Saya tidak melakukannya demi kepentingan ekonomi, tidak. Berangkat saya pakai biaya sendiri, konsumsi biaya sendiri, sama sekali tidak ada urusan dengan uang, murni karena berdakwah. Jika tidak percaya, konfirmasi ke mereka,” ujar Gus Miftah.
Tak cuma berdakwah di klub malam, Gus Miftah juga kerap diundang oleh institusi pemerintah untuk mengisi kajian agama.
“Saya pernah diundang ngaji bersama Anies Baswedan di Balai Kota DKI, di kantor bea cukai, kantor pajak, kantor polisi, walikota, dan bupati,” ujar Gus Miftah.
Ia pun menepis tudingan bahwa berdakwah di klub malam hanyalah untuk mencari sensai semata.
“Kemarin mengisi kajian di Boshe Bali dan dianggap mencari sensasi, di Boshe Bali itu sudah berjalan 8 tahun. Bukan hanya di Bali, di Boshe Jogja dilakukan dua minggu sekali,” ucap pendakwah asli Ponorogo itu.
BACA JUGA: Pembacokan Ulama di Kendal, Tokoh NU Jadi Korban
Menurutnya, manusia tidak boleh saling menghakimi. “Saya katakan kepada mereka yang ikut kajian, orang baik punya masa lalu dan orang jelek punya masa depan, jangan jadi hakim. Tidak apa-apa disebut mencari sensasi, ini metode saya. Kalau mau menyalahkan saya silahkan, tapi jangan halangi mereka untuk kembali dekat dengan Tuhannya,” pungkas Gus Miftah yang terinspirasi oleh Gus Miek tersebut.