RANCAH POST – Perbedaan nama menyebabkan kelompok masyarakat yang sebelumnya terlibat aksi 212 yang disebut dengan Alumni 212 terbagi menjadi dua kubu.

Sebagian Alumni 212 tidak sepedapat dengan perubahan nama Presidium Alumni 212 menjadi Persaudaraan Alumni 212.

Mereka pun membantah adanya perubahan nama dari Presidium Alumni 212 menjadi Persaudaraan Alumni 212.

Pernyataan tersebut disampaikan selepas dilaksanakannya rapat besar presidium di daerah Tebet Jakarta Selatan pada Senin (29/1/2018) kemarin.

“PA (Persaudaraan Alumni) 212 tidak pernah memtuskan soal perubahan nama,” ujar juru bicara PA 212, Aminudin.

Informasi menyebutkan, dalam rapat besar yang dilaksanakan di Tebet tersebut, Habib Umar Al Hamid ditetapkan sebagai ketua umum dengan sekretaris jenderal Hasri Harahap.

Jela saya pernyataan dari kubu Habib Umar Al Hamid tersebut bertolak belakang dengan pernyataan kubu Slamet Maarif yang sebelumnya melaksanakan Munas PA 212 di Bogor Jawa Barat.

Dalam munas tersebut, nama Presidium Alumni 212 berubah nama menjadi Persaudaraan Alumni 212.

Adapun dikatakan Dewan Pembina PA 212 kubu Slamet, Eggi Sudjana, yang legal dan mendapat restu dari Habib Rizieq hanya Persaudaraan Alumni 212.

Penggunaan nama Presidium Alumni 212 kubu Habib Umar Al Hamid pun dianggap ilegal.

Meski demikian, PA 212 kubu Habib Umar Al Hamid pun mencantumkan nama Habib Rizieq sebagai pembina presidum. Bahkan mereka menyebutkan akan berbicara dengan sejumlah ulama, termasuk Habib Rizieq, untuk menguatkan internal.

Bukan kali pertama perbedaan sikap terjadi. Sebelumnya, Alumni 212 sempat berbeda pendapat soal Garda 212 yang dibentuk untuk memberikan akses kepada alumni supaya bisa terjun ke dunia politik.

BACA JUGADiduga Terlibat Saracen, Sosok Sekretaris Presidium Alumni 212 Asma Dewi Disebut Kurang Bergaul dengan Tetangga

Garda 212 sendiri dimotori oleh Ansufri Idrus Sambo, salah satu tokoh yang turut hadir dalam rapat besar PA 212 kubu Habib Umar Al Hamid.

Share.

Leave A Reply