RANCAH POST – Seperti diketahui, bupati Purwakarta Dedi Mulyadi meminta kepada pentolan Habib FPI Rizieq Syihab untuk minta maaf kepada masyarakat Sunda atas kasus beredarnya video Habib Rizieq memplesetkan salam sampurasun, menjadi campur racun.
Dedi Mulyadi katakan, “Sampurasun itu maknanya sampuring ingsun atau sempurnakanlah diri Anda. Maknanya menjelaskan ajakan berbuat kemuliaan dalam hidup, saling menyayangi,” Rabu (25/11/2015).
Karena makna yang terkandung dalam salam “sampurasun” begitu dalam, Dedi sangat menyesalkan perkataan Habib Rizieq tersebut. Oleh karena itu, kata Dedi, sebaiknya Habib meminta maaf atas ucapan tersebut kepada seluruh masyarakat Sunda. Dedi tambahkan, “Ketika Islam berkembang di tatar Sunda, itu sangat menyatu dengan lingkungan kebudayaannya.”
Mengenai langkah beberapa ormas Sunda yang mempolisikan Rizieq, Dedi menilai, langkah tersebut tentunya sudah dipikirkan secara matang.
Pasca mencuatnya polemik tersebut, pihak FPI melalui Facebook, Kamis (12/11/2015), mengunggah sebuah video yang mempertunjukan Bupati Dedi Mulyadi bersama seorang anak sedang melawak. Dalam video tersebut, FPI memperlihatkan bagaimana Dedi bercanda kasar kepada seorang anak yang menjadi lawan mainnya.
Dalam postingannya FPI tuliskan:
“HEBOH DEDI MULYADI KASAR! BILANG SIA ANJING GOBLOK KE ANAK DI BAWAH UMUR!
Ajaran Sunda yang ‘SOMEAH’ tidak seperti ini. Bahasa Sunda mempunyai keluhuran budi pekerti.
Contoh: Kata KAMU bisa berarti banyak dan masing masing beda peruntukannya, diantaranya anjeun, hidep, silaing, maneh, dan SIA
Anjeun : Halus, diucapkan kepada seumuran
Hidep: Halus, diucapkan kepada orang yang usianya di bawah kita
Silaing: kurang halus. diucapkan kepada teman akrab sepergaulan dalam kondisi humoris.
Maneh: kurang halus, hanya diucapkan kepada teman akrab sepergaulan dalam kondisi apa saja
SIA: Kasar Sekali, hanya diucapkan oleh Preman-preman dan orang yang tidak berpendidikan dalam kondisi bercanda apalagi marah.
Kita harap Komisi Perlindungan Anak Indonesia melihat tayangan ini.”
FPI menuding, sebagai seorang Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi dianggap tidak pantas berkata kasar kepada seorang anak.